Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, dengan lama keluarnya darah haid berlangsung selama 2-8 hari. Haid yang tidak teratur biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal. Gangguan hormon sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi hormonal pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh. Disamping itu, haid yang tidak teratur dapat juga terjadi pada :
- Gangguan indung telur, misal: Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
- Stress dan depresi
- Sakit kronik
- Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
- Penurunan berat badan berlebihan
- Olahraga berlebihan, misal atlit
- Adanya tumor yang melepaskan estrogen
- Adanya kelainan pada struktur rahim atau serviks yang menghambat pengeluaran darah menstruasi
- Penggunaan obat-obatan tertentu
- dsb
Jika tidak terjadi menstruasi sama sekali maka yang Anda alami disebut dengan amenore sekunder.
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea atau jumlah darah menstruasi sedikit), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa.
Faktor-faktor risiko terjadinya amenore sekunder antara lain:
Faktor-faktor risiko terjadinya amenore sekunder antara lain:
- Aktivitas fisik yang terlalu berat (ekstrem)
- Terlalu kurus (lemak tubuh kurang dari 15 – 17%). Keadaan ini mempengaruhi proses pembentukan hormon. Jika seorang perempuan mengalami kelainan makan, seperti anoreksia atau bulimia, perubahan hormonal yang disebabkan dapat berujung pada berhentinya menstruasi.
- Obesitas. Adanya jaringan lemak yang berlebih pada seorang yang mengalami obesitas juga mempengaruhi proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).
- Stress psikis. Stress dapat mempengaruhi fungsi hipotalamus sehingga menstruasi berhenti. Karena itu jika stress berkurang, menstruasi muncul kembali.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antidepresan, antipsikotik, obat kemoterapi, dan kortikosteroid oral.
Yang terpenting adalah mengetahui penyebab amenorea sekunder Anda. Kami sarankan agar Anda mengunjungi dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk dilakukan wawancara medis mendetil, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sehingga segera diketahui apa yang menjadi penyebab amenore sekunder Anda. Amenore sekunder memang dapat menjadi penyebab ketidaksuburan pada wanita, untuk itu, semakin cepat ditemukan penyebabnya maka dapat segera mendapatkan penanganan yang optimal.
SOURCE: klikdokter.com