Awas, Ini Efek Buruk Akibat Sering Ditanya “Sudah Isi, Belum?” - tipshamil

Awas, Ini Efek Buruk Akibat Sering Ditanya “Sudah Isi, Belum?”

Bagi pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah atau sudah menikah beberapa lama, desakan untuk cepat punya anak pasti pernah muncul paling tidak satu kali. Biasanya desakan tersebut datang dari keluarga, teman, atau kerabat. Entah lewat pertanyaan yang terkesan basa-basi seperti, “Sudah isi, belum?” hingga ceramah bagi pasutri untuk memiliki anak sesegera mungkin.
Hati-hati jika Anda pernah mendesak sepasang suami istri untuk cepat punya anak, baik secara sadar maupun tidak sadar. Pasalnya, ada dampak laten yang cukup serius jika pasutri mendapat tekanan yang berlebihan untuk cepat punya anak. Jadi sebelum Anda memburu-buru kenalan atau saudara Anda untuk memiliki anak, pertimbangkan dulu berbagai kemungkinan berikut ini.

1. Menyebabkan stres

Anda mungkin tak mengetahui bahwa selama ini sahabat Anda sudah berkali-kali mencoba hamil tetapi belum berhasil juga. Dengan menekannya terus-terusan soal kehamilan, Anda mungkin akan membuat sahabat Anda jadi lebih stres.
Padahal, stres adalah salah satu faktor yang mungkin menghambat peluang kehamilan seseorang. Jika sahabat Anda dan pasangannya merasa tertekan, mereka bisa kehilangan gairah bercinta. Kehamilan pun jadi makin sulit diusahakan.
Stres juga bisa memengaruhi masa ovulasi wanita serta perubahan hormon pada pria. Hal ini tentu bisa menyebabkan masalah kesuburan. Semakin pasutri merasa tertekan dan terdesak, semakin kecil pula peluang mereka untuk cepat punya anak.

2. Setiap pasangan punya rencananya sendiri

Setiap pasutri pasti memiliki pertimbangan yang berbeda-beda soal kesiapan punya anak. Ada yang ingin cepat punya anak, tapi ada juga pasutri yang ingin menunda kehamilan dulu. Alasannya bisa bermacam-macam. Misalnya, sang istri sedang fokus untuk mengejar kenaikan jabatan di perusahaannya atau sang suami baru ingin punya anak setelah menuntaskan pengobatan yang sedang dijalaninya. Beragam alasan pribadi tersebut mungkin tidak akan diceritakan pada sembarang orang.
Jika tidak tahan dengan tekanan yang dihadapi, pasutri tersebut mungkin akan terburu-buru dan mencoba hamil saat itu juga. Padahal, kehamilan dan menjadi orangtua itu bukan keputusan yang mudah. Mereka harus benar-benar siap sepenuhnya agar kehamilan berjalan lancar dan sehat.

3. Memicu trauma

Tanpa disadari, pertanyaan bertubi-tubi bagi pasutri untuk cepat punya anak bisa memicu trauma psikologis tertentu. Mereka mungkin baru saja mengalami musibah keguguran yang cukup traumatis. Pertanyaan seperti, “Kok belum hamil juga?” bisa jadi garam bagi luka yang dialami pasangan tersebut. Mereka mungkin masih berusaha memulihkan diri dari musibah yang dialami sehingga belum siap untuk mencoba punya anak lagi.

4. Pilihan setiap orang berbeda

Anda tidak bisa membaca jalan pikiran orang lain. Maka, mendesak pasangan lain untuk cepat punya anak bukanlah hal yang bijak. Apalagi kalau Anda tidak benar-benar mengenal pasangan tersebut secara cukup mendalam. Pasalnya, tidak semua pasangan ingin memiliki anak. Tak perlu mendesak pasangan lain untuk berubah pikiran karena pilihan dan jalan hidup setiap orang itu berbeda-beda. Lagipula, mendesak secara terus-menerus belum tentu bisa menggoyahkan prinsip yang mereka pegang.
source: hellosehat.com

Postingan terkait: